"Saya diperkosa lima kali seminggu"
Setiap tahun, lebih dari 100 kasus penyerangan seksual terhadap pekerja migran yang dilaporkan di Taiwan. Para pelakunya hampir selalu majikan para migran, kerabat terdekat, atau makelar penyalur kerja. Berikut laporan wartawan BBC di Taiwan, Cindy Sui.
Pada September 2016 lalu, seorang asisten rumah tangga di
Taiwan merekam kejadian ketika dia diperkosa oleh majikannya yang
memperkerjakannya untuk merawat sang ayah yang sudah renta.
Rekaman video itu diunggah ke Youtube, namun tak lama kemudian dicabut dari laman tersebut. Kepada BBC, kepolisian mengatakan bahwa majikan dalam video itu tampak menyerang asisten rumah tangga tersebut, walau si perempuan itu memohon dia untuk berhenti dan mencoba mendorongnya.
- Kisah para TKW yang lolos dari kawasan ISIS di Aleppo dan Raqqa
- Hukuman penjara dan cambuk untuk polisi Malaysia pemerkosa TKI
- Mimpi buruh migran tentang masa depan 'mimpi belaka'
Perempuan tersebut mengaku kepada polisi bahwa dia telah
diserang secara seksual berulang kali. Dia telah mengirim rekaman video
penyerangan ke makelar agar agen penyalur kerja memindahkannya ke
majikan lain, namun upaya itu sia-sia.
Dia kemudian mengirim
video itu ke seorang teman, yang lalu mengunggahnya ke media sosial demi
mempublikasikan aksi kejahatan tersebut. Kasus ini sontak membuat
peristiwa penyerangan seksual terhadap warga Indonesia dan pekerja
migran lainnya di Taiwan menjadi sorotan.
Wartawan BBC, Cindy Sui, berupaya menghubungi perempuan yang bersangkutan melalui dinas kesejahteraan sosial Taiwan yang memberikannya tempat penampungan. Namun, dinas itu mengingatkan Cindy Sui bahwa perempuan itu tidak patut diwawancarai karena kasusnya sedang diinvestigasi dan kondisi emosional si perempuan tengah terguncang.
Meski demikian, seorang perempuan lain yang sedang
memperjuangkan kasusnya di pengadilan sepakat angkat bicara asalkan BBC
menyembunyikan identitasnya.
Perempuan itu berusia 22 tahun ketika datang pertama kali di Taiwan untuk mendapatkan uang demi menopang keluarganya.
Namun,
tak lama setelah mulai bekerja di sebuah restoran, dia mengklaim adik
majikannya memperkosanya. Pria tersebut adalah orang yang mengantarnya
ke restoran setiap pagi sehingga dia bisa menyiapkan makanan sebelum
staf lain dan para pelanggan datang.
"Pertama kali dia memperkosa
saya ketika satu atau dua bulan setelah saya mulai bekerja di sana,"
kata Ery (bukan nama sebenarnya).
"Peristiwa itu terjadi pada
pagi hari setelah dia mengantarkan saya ke restoran. Tiada orang lain di
sana. Saya tidak bisa menghentikan dia dan tidak bisa minta tolong.
Saya hanya bisa menangis…Saya pikir dia hanya melakukan itu satu
kali..Namun itu terjadi lagi dan lagi. Dia memperkosa saya tiga hingga
lima kali dalam seminggu," paparnya.
Awalnya, Ery tidak mengerti bahasa Mandarin, tidak tahu ke mana harus meminta tolong, dan bahkan dia tidak punya telepon seluler atau punya waktu untuk berteman.
Selagi, tindak pemerkosaan berlanjut, dia tidak menceritakannya ke siapapun, termasuk ke majikan atau makelar penyalur kerja.
"Mereka
akan mengatakan itu salah saya. Saya takut mereka akan mengirim saya
pulang. Saya baru tiba di sini. Saya berutang Rp25 juta kepada makelar.
Saya harus membayar utang setiap bulan dan jumlahnya lebih dari utang
sebenarnya karena mencakup bunga. Saya takut jiwa mereka mengirim saya
pulang, saya tidak sanggup membayar utang," tutur Ery.
Seperti
kebanyakan pekerja migran lainnya, dia berutang kepada makelar penyalur
kerja asal Indonesia yang mencarikannya pekerjaan dan membelikannya
tiket pesawat. Ditambah bunga, utang Ery mencapai Rp40 juta, jumlah yang
baru bisa dibayar Ery setidaknya selama setahun dari menyisihkan gaji.
Selain membayar utang ke makelar asal Indonesia, Ery juga harus membayar biaya bulanan dan pungutan liar kepada makelar Taiwan.
Perasaan malu juga membuat Ery tidak menceritakan derita yang dia alami kepada siapapun, termasuk keluarganya.
"Budaya
di kampung halaman, orang-orang berpikir perempuan yang telah diperkosa
itu kotor. Saya merasa malu dan kotor. Saya khawatir orang-orang akan
memandang saya dengan rendah. Saya tidak ingin bercerita kepada
siapapun. Bahkan hingga kini saya tidak bercerita kepada ibu saya karena
dia akan sangat sedih jika tahu," kata Ery.
"Dia berpura-pura tidak mengenal saya ketika ada orang lain di sekitar," ujarnya.
Ery jarang berinteraksi dengan orang lain, meskipun dia bekerja di sebuah restoran yang padat pengunjung.
"Jam
kerja saya sangat lama. Saya mulai bekerja pukul 06.00 untuk menyiapkan
makanan bagi pengunjung dan bersih-bersih sampai pukul 22.00 atau
23.00. Pada akhir pekan, bisa lebih lama. Saya tidak bisa bicara kepada
siapapun saat bekerja, majikan ingin saya terus bekerja. Selama 16 bulan
saya bekerja di sana, saya hanya punya satu hari libur pada Hari Raya
Imlek. Saya harus bekerja bahkan ketika saya sakit," papar Ery.
Pemerintah
Taiwan tidak memastikan para pekerja migran mendapat waktu libur secara
rutin atau meninjau kesejahteraan mereka. Urusan semacam itu diserahkan
kepada makelar penyalur kerja, yang hanya peduli pada kepentingan
majikan.
- Indonesia mulai hentikan pengiriman PRT ke luar negeri
- PRT Indonesia di London: menikmati kebebasan pribadi
- Dipaksa makan kotoran kucing: Kisah pekerja domestik di negeri sendiri
Sejumlah kelompok pelindung hak asasi manusia mengatakan
peristiwa yang menimpa Ery bukan satu-satunya kasus yang terjadi di
Taiwan.
"Mereka terlalu takut mengadu kepada polisi, utamanya
karena gaji mereka dikurangi atau disimpan oleh majikan. Mereka harus
membayar biaya makelar yang tinggi, harus membayar utang, dan mesti
menopang keluarga. Mereka tidak bisa pulang. Mereka tidak bebas," kata
Suster Wei Wei, salah seorang pegiat HAM dari organisasi Rerum Novarum
Center.
Manakala para pekerja migran melaporkan tindak kejahatan yang menimpa mereka, biasanya terlambat.
"Biasanya
(pelaporan) terjadi bukan dalam periode emas, dalam kurun 72 jam
setelah peristiwa terjadi sehingga dokter masih bisa mengambil sampel
sperma dari tubuh mereka. Mereka mungkin diserang pada hari Selasa,
namun mereka tidak melaporkannya sampai libur hari Minggu," kata Suster
Wei Wei.
"Banyak pekerja migran disuruh majikan mereka untuk
mandi terlebih dulu setelah diserang secara seksual dan mencuci semuanya
untuk memusnahkan bukti. Dengan demikian, yang kerap terjadi dalam
kasus migran, buktinya kurang sehingga jaksa tidak pernah mengajukan
tuntutan…Hanya segelintir majikan yang didakwa dan mereka biasanya hanya
diberi sanksi atau mereka membayar korban dengan jumlah kompensasi yang
kecil."
Dari 25 kasus yang ditangani organisasi tempat Suster Wei Wei bernaung, hanya tiga perempuan migran yang berhasil mendakwa pemerkosa mereka. Kemudian, dari tiga kasus itu, hanya satu yang dihukum penjara.
Adapun perempuan yang sepakat diberi
kompensasi cepat-cepat disuruh pulang ke negara mereka. Hukum yang
berlaku di Taiwan saat ini tidak mengharuskan makelar penyalur kerja
untuk melaporkan kejahatan.
Dalam jawaban tertulis untuk
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan BBC, Biro Ketenagakerjaan dan
Pelatihan Kejuruan (BEVT) dari Kementerian Tenaga Kerja Taiwan
menyatakan pemerintah memiliki sistem untuk melindungi para migran.
"Negara
kami telah menciptakan sebuah sistem yang patut dan lengkap untuk
melindungi hak-hak migran," sebut biro itu dalam pernyataan tertulis.
Perlindungan
hak-hak migran yang dimaksud mencakup pemberian informasi hak-hak
migran sebelum mereka meninggalkan negara masing-masing dan ketika
mereka tiba di bandara di Taiwan. Kemudian, keberadaan saluran telepon
yang bisa dihubungi untuk melaporkan pelecehan seksual, pemberlakuan
wawancara kepada migran saat pulang, dan mengizinkan para migran beralih
majikan jika mereka bisa membuktikan telah diserang.
Akan tetapi, sejumlah LSM mengatakan sistem tersebut jelas tidak berfungsi.
Setahun
setelah bekerja di restoran, Ery membayar utang-utangnya dan kabur. Dia
kemudian menemukan dua pekerjaan lain dan bekerja secara ilegal tanpa
melalui jasa makelar.
Barulah ketika Ery memutuskan meninggalkan
Taiwan dan ditanya mengapa dia meninggalkan pekerjaan pertamanya, dia
mengungkap peristiwa yang dialaminya.
Seperti yang dialami para korban penyerangan seksual lainnya, dia langsung ditempatkan di sebuah lokasi penampungan dan didampingi pengacara. Namun, setahun kemudian, kasusnya terombang-ambing.
Jaksa penuntut umum memutuskan tidak mengajukan
tuntutan karena mereka meyakini klaim adik mantan majikan Ery bahwa
hubungan seksual terjadi atas dasar suka sama suka.
"Dia berani
mengatakan itu terjadi atas kemauan bersama. Saya benar-benar merasa
sakit. Saya harap dia dihukum atas apa yang dia lakukan kepada saya,"
kata Ery.
Pengacara Ery telah mengajukan banding. Namun, jika jaksa menolak membuka kembali investigasi, kasus Ery akan ditutup.
Karena merasa frustrasi, Ery ingin menyerah dan pulang ke Indonesia.
"Saya
ingin mendirikan usaha kecil dan memperkerjakan warga Indonesia
sehingga kita bisa bekerja di Indonesia dan tidak harus pergi ke negara
lain untuk bekerja," ujar Ery.
Cerita Dewasa 2016 –
Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena saya dilahirkan dari keluarga yang
taat agama, maka saya pun seorang yang taat agama.Setelah pernikahan
menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh perusahaan ditugasi untuk
bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai fasilitas, kami diberikan
sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan. Sebagai seorang istri yang
taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu. Komplek tempat tinggal
saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada
rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh
letaknya dari rumah kami.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena rumah kami
masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau
memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas
rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan
ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang
bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki
barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut
tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya
tetap kuliah.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Sampai suatu hari,
saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah
mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah.
Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena
lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak
Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia
tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak
bilang sebelumnya bahwa saya libur.
“Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Pak Sastro, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu
rumah.
“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.
“Oh, silahkan..!” kata saya.
Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah
majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya
mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro
sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan
saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak
Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat
dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya
yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.
Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga
memandang saya.
“Eh, ada apa Neng..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih
dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas
sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas
jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum
pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan
jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi
tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh
kami.
Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja
tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air
dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah
selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi
terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan
penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya
putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para
tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya
yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah
kamar saya yang pintunya terbuka.
Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga
terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah
Pak Sastro.
“Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di
kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan
santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.
Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau
tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya
sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit
kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.
Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah
saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah
malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu
kok..”
“Jangan Pak..!” kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah
halaman belakang menuju dua orang temannya.
Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan
santainya malah berkata, “Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara
teriakan Neng nggak bakal ada yang denger..”
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak
kegirangan.
“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas
payudara saya sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak
bakalan lapor siapa-siapa..” kata saya.
“Tenang aja deh kamu nikmati aja..” kata teman Pak Sastro yang badannya
sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak
Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.
Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian
mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat
dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka
membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai
menjilati kemaluan saya.
“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.
Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua
tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut
memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak
berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke
lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya,
rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya.
Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai
mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya
justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya
berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.
Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya.
Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya
merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti
sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak
berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.
Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi
doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa
dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya
berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga
saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa
yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan
jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga
genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan
memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.
Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya
ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama
kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam
mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam
mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya,
namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat
sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti
nikmat.. ha.. ha.. ha..”
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan
seperma itu.
Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya
melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan
membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak
serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama
kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas
pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri
saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan
ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke
dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya
segera memegangi saya.
Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam
vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan
pantat saya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha..” kata si botak.
“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!”
kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi
setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak
berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak
Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara
imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus
saya.
Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit
ya.., nanti enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang
terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”
Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari
anus saya sampai habis
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/
Cerita Dewasa 2016 –
Kenangan Seks Bebas Didapur
Oleh calistaDiposting pada Maret 19, 2016
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Sampai saat ini
sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi
perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi
pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya
sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok
Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua
8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya
masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat
mencintai suami saya. Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin
itu benar).
Cerita Dewasa 2016 - Kenangan Seks Bebas Didapur Cerita Dewasa 2016 -
Kenangan Seks Bebas Didapur Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas
Didapur 293785 445787285480041 206345218 n
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena saya
dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang
taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh
perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai
fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan.
Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu.
Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat
saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni,
itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena rumah kami
masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau
memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas
rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan
ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang
bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki
barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut
tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya
tetap kuliah.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Sampai suatu hari,
saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah
mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah.
Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena
lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak
Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia
tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak
bilang sebelumnya bahwa saya libur.
“Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Pak Sastro, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu
rumah.
“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.
“Oh, silahkan..!” kata saya.
Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah
majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya
mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro
sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan
saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak
Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat
dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya
yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.
Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga
memandang saya.
“Eh, ada apa Neng..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih
dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas
sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas
jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum
pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan
jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi
tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh
kami.
Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja
tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air
dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah
selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi
terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan
penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya
putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para
tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya
yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah
kamar saya yang pintunya terbuka.
Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga
terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah
Pak Sastro.
“Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di
kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan
santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.
Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau
tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya
sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit
kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.
Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah
saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah
malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu
kok..”
“Jangan Pak..!” kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah
halaman belakang menuju dua orang temannya.
Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan
santainya malah berkata, “Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara
teriakan Neng nggak bakal ada yang denger..”
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak
kegirangan.
“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas
payudara saya sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak
bakalan lapor siapa-siapa..” kata saya.
“Tenang aja deh kamu nikmati aja..” kata teman Pak Sastro yang badannya
sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak
Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.
Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian
mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat
dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka
membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai
menjilati kemaluan saya.
“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.
Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua
tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut
memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak
berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke
lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya,
rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya.
Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai
mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya
justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya
berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.
Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya.
Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya
merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti
sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak
berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.
Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi
doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa
dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya
berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga
saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa
yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan
jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga
genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan
memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.
Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya
ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama
kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam
mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam
mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya,
namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat
sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti
nikmat.. ha.. ha.. ha..”
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan
seperma itu.
Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya
melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan
membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak
serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama
kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas
pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri
saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan
ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke
dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya
segera memegangi saya.
Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam
vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan
pantat saya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha..” kata si botak.
“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!”
kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi
setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak
berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak
Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara
imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus
saya.
Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit
ya.., nanti enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang
terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”
Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari
anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai
kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore
hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan
arti saya menikmati diperkosa.
Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama
sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga
pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang
tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan
mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai
dapur saya selesai dibangun.
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/
Cerita Dewasa 2016 –
Kenangan Seks Bebas Didapur
Oleh calistaDiposting pada Maret 19, 2016
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Sampai saat ini
sebenarnya saya sedikit bingung bagaimana memulai ceritanya. Tetapi
perlu anda ketahui bahwa yang saya ceritakan ini benar-benar terjadi
pada diri saya. Saat ini saya berusia 20 tahun dan sudah menikah. Saya
sampai saat ini masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Depok
Semester lima. Saya menikah dengan suami saya Bang Hamzah yang lebih tua
8 tahun dari saya karena dijodohkan oleh orangtua saya pada saat saya
masih berusia 18 tahun dan baru saja masuk kuliah. Namun saya sangat
mencintai suami saya. Begitu pula suami saya terhadap saya (saya yakin
itu benar).
Cerita Dewasa 2016 - Kenangan Seks Bebas Didapur Cerita Dewasa 2016 -
Kenangan Seks Bebas Didapur Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas
Didapur 293785 445787285480041 206345218 n
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena saya
dilahirkan dari keluarga yang taat agama, maka saya pun seorang yang
taat agama.Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya oleh
perusahaan ditugasi untuk bekerja di pabrik di daerah bogor. Sebagai
fasilitas, kami diberikan sebuah rumah sederhana di komplek perusahaan.
Sebagai seorang istri yang taat, saya menurutinya pindah ke tempat itu.
Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat
saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni,
itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Karena rumah kami
masih sangat asli kami belum memiliki dapur, sehingga jika kami mau
memasak saya harus memasak di halaman belakang yang terbuka, ciri khas
rumah sederhana. Akhirnya suami memutuskan untuk membangun dapur dan
ruang makan di sisa tanah yang tersisa, kebetulan ada seorang tukang
bangunan yang menawarkan jasanya. Karena kami tidak merasa memiliki
barang berharga, kami mempercayai mereka mengerjakan dapur tersebut
tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya
tetap kuliah.
Cerita Dewasa 2016 – Kenangan Seks Bebas Didapur | Sampai suatu hari,
saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah
mengantar Bang Hamzah sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah.
Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena
lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak
Sastro dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia
tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak
bilang sebelumnya bahwa saya libur.
“Eh, kok Neng Anggie nggak berangkat kuliah..?”
“Iya nih Pak Sastro, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu
rumah.
“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Neng..” katanya.
“Oh, silahkan..!” kata saya.
Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah
majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya
mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Satro
sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan
saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak
Sastro tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat
dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting penisnya
yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.
Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Satro juga
memandang saya.
“Eh, ada apa Neng..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih
dalam keadaan telanjang dan saya lihat penis itu mengacung ke atas
sehing terlihat lebih besar lagi.
Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas
jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum
pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan
jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi
tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh
kami.
Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja
tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air
dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah
selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi
terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan
penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya
putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para
tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya
yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah
kamar saya yang pintunya terbuka.
Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga
terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah
Pak Sastro.
“Maaf Neng.., tadi saya cari Neng Anggie tapi Neng Anggie nggak ada di
kamar. Baru saya mau keluar, eh Neng Anggi nabrak saya..” katanya dengan
santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.
Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau
tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (152 cm), namun tubuh saya
sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit
kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.
Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah
saya.
Namun Pak Satro segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah
malu Neng.., tadi Neng juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu
kok..”
“Jangan Pak..!” kata saya, namun Pak satro malah mengangkat saya ke arah
halaman belakang menuju dua orang temannya.
Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Sastro dengan
santainya malah berkata, “Tenang aja Neng.., di sini sepi. Suara
teriakan Neng nggak bakal ada yang denger..”
Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Sastro segera bersorak
kegirangan.
“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas
payudara saya sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak
bakalan lapor siapa-siapa..” kata saya.
“Tenang aja deh kamu nikmati aja..” kata teman Pak Sastro yang badannya
sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak
Satro masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.
Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian
mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat
dan penis mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka
membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Sastro mulai
menjilati kemaluan saya.
“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.
Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Satro segera memegangi kedua
tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut
memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak
berapa lama kemudian Pak Sastro mulai mengarahkan penisnya yang besar ke
lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya,
rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya.
Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Sastro mulai
mengoyangkan penisnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya
justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya
berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.
Melihat itu kedua teman Pak Sastro tertawa dan mengendurkan pegangannya.
Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya
merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti
sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak
berusaha melepaskan diri dari Pak Sastro.
Tidak lama kemudian Pak Sastro membalikkan tubuh saya dalam posisi
doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa
dikomando si gendut langsung memasukkan penisnya ke mulut saya. Saya
berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga
saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa,
sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa
yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan
jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Satro belum selesai, sehingga
genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan
memuntahkan spermanya ke dalam rahim saya.
Begitu Pak Sastro mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya
ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama
kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam
mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan spermanya ke dalam
mulut saya. Banyak sekali spermanya yang saya rasakan di mulut saya,
namun ketika saya hendak membuang sperma itu, Pak Sastro yang saya lihat
sedang duduk beristirahat berkata.
“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur mani itu yang lama.. pasti
nikmat.. ha.. ha.. ha..”
Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan
seperma itu.
Sementara si botak terus mengocok penisnya di dalam kemaluan saya, saya
melihat Pak Sastro masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan
membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak
serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama
kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas
pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Satro menghampiri
saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.
“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan
ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke
dalam vagina saya.
Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya
segera memegangi saya.
Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam
vagina saya.
Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan
pantat saya ke kiri dan kanan.
“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha..” kata si botak.
“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!”
kata si gendut.
Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.
Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi
setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak
berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak
Sastro kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara
imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus
saya.
Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit
ya.., nanti enak kok..!”
Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang
terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.
“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”
Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari
anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai
kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore
hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan
arti saya menikmati diperkosa.
Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama
sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga
pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang
tidak kuliah. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan
mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai
dapur saya selesai dibangun.
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/
Sumber :http://www.ceritadewasa17.net/cerita-dewasa-2016-kenangan-seks-bebas-didapur/